Sebuah kisah tentang
terowongan di bawah kota Berlin mencerminkan betapa kerasnya usaha Amerika
menguasai dunia. Jika tak mampu menyaingi kerja keras itu, jangan harap akan
kalahkan Paman Sam!
Situs resmi Central
Intellegence Agency (CIA) beberapa bulan lalu merilis kisah seorang insinyur
yang merancang Berlin Tunnel pada waktu Perang Dingin yang terjadi antara
Amerika dan pihak komunis. Tanpa menyebut nama, sang insinyur hanya menulis
inisial saja, G. Dan kisah yang dituturkannya, tidak saja menguak apa yang
telah dilakukan oleh Amerika, tapi juga mengisahkan kerja keras di balik usaha
mereka.
Berlin Tunnel atau Terowongan
Berlin, diputuskan pertama kali dalam sebuah rapat pada tahun 1951. Setelah
melalui perdebatan yang sangat sengit di dalam Departemen Intelijen Luar
Negeri, khususnya di Engineering Division of the Office of Communications.
Perdebatan yang terjadi membahas seputar manfaat apa yang didapat dari proyek
super besar sejarah intelijen Amerika kala itu. Proyek yang tak hanya
melibatkan agen-agen intelijen, tapi juga meminta sekian banyak tenaga teknis
dan insinyur handal Amerika. Mega proyek yang hampir mustahil ini dirancang
untuk menyadap, mengumpulkan data dan menentukan target-target serangan yang
ada di Jerman Timur atau di Uni Soviet.
G, sang arsitek memberikan
respon singkat. ”Kita bisa menggali terowongan di mana saja kita mau. Tapi jika
ingin merahasiakannya, maka hal itu tergantung pada seberapa besar terowongan
yang akan kita gali.” Tentu saja uang, biaya dan tenaga yang sangat besar akan
dikerahkan untuk proyek ini.
Kurang dari satu tahun, sebuah
terowongan rahasia berukuran seperti ular raksasa sudah siap melayani
kepentingan intelijen Amerika. Proyek penggalian pertama dimulai pada Agustus
1954 dan selesai pada Februari 1955. Tahun itu, Indonesia baru melaksanakan
Pemilu pertama yang dianggap paling fair dalam sejarah negeri ini. Tapi tahun
itu, Amerika sudah menggali tanah di negeri orang demi kepentingannya.
Ini bukan sembarang
terowongan. Panjangnya 1.476 kaki, mengular di bawah kota Berlin yang sebagian
wilayahnya saat itu berada di bawah administrasi Jerman Timur yang berhaluan
komunis. Untuk menggali terowongan sepanjang itu, intelijen Amerika sudah
menggali tanah seberat 3.100 ton dan dipindahkan entah dengan cara dan
penyamaran seperti apa.
Proyek ini juga menelan 125
ton plat baja sebagai bahan utama konstruksi Berlin Tunnel. Sebanyak 1.000
kubik beton cetak juga dihabiskan untuk pembangunan terowongan ini. Betul-betul
bukan operasi intelijen yang kecil. Apalagi menjaga agar proyek besar ini tetap
menjadi rahasia. Satu suara ketukan palu kecil, mampu membuat program ini
terbongkar dan berantakan!
Tantangan yang tidak ringan
adalah, bagaimana membuang dan menyembunyikan tanah galian terowongan? Setelah
melakukan perhitungan dengan seksama, didapati hasil, tanah yang digali dari
terowongan sepanjang itu memenuhi lebih dari 20 ruang keluarga besar yang
dimiliki rata-rata rumah orang Amerika. Pada musim Semi 1953, G sang arsitek
terbang ke Frankfurt untuk menemui kontak rahasia yang sudah disiapkan, pejabat
seƱor CIA di Jerman. Setelah itu, kontak rahasia diteruskan dengan pemerintahan
Inggris yang menjadi sekutu Amerika dari sejak dulu.
Pada tahap ini terjadi diskusi
dengan Inggris yang menyarankan agar terowongan dibangun dengan beton berat dan
bukan baja, seperti yang banyak digunakan pada London Underground. Tapi usulan
G, dengan menggunakan plat baja nampak lebih memungkinkan. Terowongan tak hanya
harus mampu menahan beban tanah dan bangunan yang ada 10 kaki di atasnya, tapi juga
mampu menopang tank-tank Jerman Timur atau Uni Soviet seberat 60 ton yang
melintas di atasnya.
Sebelum melakukan proses
pembangunan, semua yang terlibat harus terlebih dulu menjalani training di New
Meksiko untuk memastikan mega proyek ini berjalan aman di bawah rahasia yang
super maksimum. Setelah semua latihan dan persiapan selesai dilakukan, markas
besar tentara Amerika dilibatkan untuk mengangkut semua peralatan berat yang
diperlukan.
Plat baja, baterei, mesin
penyadap dan segala macam peralatan dikapalkan menuju Hamburg. Setelah sampai
di sini, perjalanan segala keperluan dilanjutnya dengan kereta api umum, agar
tak menarik perhatian. Seluruh barang tiba di Berlin Barat dengan selamat dan
aman.
Agustus 1954, terowongan
dengan diameter 10 kaki mulai digali. Faktor keamanan adalah satu kendala, tapi
faktor teknis juga menjadi tantangan yang tak kalah ringan. Salah satunya air
di bawah tanah yang tak kompromi dan memaksa tim Berlin Tunnel ini membuat
drainase khusus untuk mengalirkan air.
Jalur kayu dipasang sepanjang
terowongan untuk lalu lintas forklift. Kantong-kantong pasir ditumpuk
sedemikian rupa, waktu terus berjalan, tak ada yang tak boleh berjalan sesuai
rencana. Radio dan penyadap harus segera beroperasi, dan tak boleh tertunda.
Masalah muncul ketika
peralatan elektronik hendak dipasang. Amplifier, transformer dan juga tuner
yang seharusnya segera beroperasi, macet total. Banyak penyebabnya, mulai dari
jalan raya yang terlalu padat di atas terowongan, sampai dengan temperatur yang
terlalu pengap untuk alat-alat elektronik yang sensitif tersebut. Tapi
agen-agen rahasia dan para insinyur Amerika tak boleh menyerah, proyek harus
selesai sebelum musim dingin tiba.
Berbagai sensor harus dipasang
untuk mengantisipasi segala keadaan, mulai dari cuaca yang memburuk sampai
dengan peristiwa-peristiwa alam yang tak terduga. Tahap yang juga krusial
adalah pemasangan kabel yang menghubungkan kabel dengan gudang, terowongan dan
ruang rekam. Perlu waktu tiga hari hanya untuk memasang jaringan kabel. Dan
sejauh ini, tak satu pun orang Jerman Timur yang tahu tentang terowongan
jahanam yang digali di tengah-tengah jantung kota di Jerman Timur.
Tapi rupanya operasi mega
proyek rahasia ini tak berlangsung lama. Diputuskan akan dibangun pada tahun
1951. Penggalian pertama kali dilakukan pada tahun 1954. Selesai total pada
bulan Februari tahun 1955. Tapi pada bulan April 1956, terbongkar oleh
sekumpulan petugas jaringan telepon Jerman Timur sedang melakukan pemeriksaan
jaringan kabel perusahaan mereka. Saat melakukan pemeriksaan ini, tanpa sengaja
mereka menemukan terowongan yang tak pernah terdaftar dalam rencana tata kota
Jerman Timur. Tentu saja kecurigaan langsung menyalakan alarm keamanan mereka
yang sedang bersitegang dengan Amerika.
Dan seperti biasa, Amerika
berusaha menyangkal semua. Sampai hari ini, semua fakta terungkap dengan
sendirinya. Tapi yang menarik adalah, betapa keras Amerika bekerja mencapai
target-target dengan usaha yang luar biasa, bahkan mustahil. Mereka sanggup
menggali tanah di negeri orang, lalu menyulapnya menjadi terowongan tempat
mereka menyadap seluruh informasi rahasia antara Jerman Timur dan Uni Soviet
dalam Perang Dingin yang melibatkan blok Barat dan blok Timur.
Maka layak saja Amerika
memenangi pertarungan dan konflik yang ada di berbagai penjuru dunia. Mereka
bekerja sangat keras. Tak kenal kata mustahil. Bahkan tak pernah menyebut kata
tak mungkin. Semua pihak yang kini menjadi rival Amerika, baik dalam sisi
ideologi atau penguasaan dunia, mendapat pertanyaan yang sangat serius untuk
dijawab. Sudah sekeras apa kerja mereka.
Jika kerja keras mereka tak
mampu menyamai, bahkan tak bisa melebihi apa yang telah dilakukan oleh Amerika
Serikat, secara hitung-hitungan teknis, maka jangan berani berharap. Dan tentu
saja pertanyaan di atas berlaku pula untuk yang kerap kali berharap keruntuhan
Amerika. Sudahkah melakukan kerja keras dengan ukuran yang sama?
sumber
:http://alcapone-network.co.cc/?p=407
Tidak ada komentar:
Posting Komentar